Artificial Intelligence
Kita hidup dalam era globalisasi
yang mengutamakan kemajuan teknologi dalam segala bidang. Mulai dari hal kecil
seperti mencuci baju, membeli sebuah barang, dan juga melakukan komunikasi yang
jaraknya jauh, semua hal itu dapat kita lakukan dengan adanya bantuan dari
teknologi. Disadari maupun tidak, teknologi sudah menjadi sebuah kebutuhan
primer bagi sebagian besar umat manusia di seluruh dunia.
Perlu kita ketahui bahwa
contoh-contoh tersebut hanyalah sebagian kecil dari ilmu teknologi. Sampai saat
ini sudah sangat banyak sistem teknologi yang sangat luar biasa canggihnya.
Didasari dengan semakin besar dan banyaknya kebutuhan manusia yang semakin
kompleks, mendorong banyak para ahli untuk melakukan riset dan mencari
inovasi-inovasi guna menciptakan dan mengembangkan teknologi yang semakin baik
dan juga maju.
Sebagai contoh, apakah anda pernah
menonton sebuah film berjudul HER?
Dalam film ini menceritakan sebuah kisah bagaimana sebuah kecerdasan buatan
atau artificial intelligence (AI)
yang bernama Samantha, yaitu sebuah asisten pribadi yang datang dari tahun
2025. Samantha seperti seorang sahabat yang dapat melakukan hal apa saja,
termasuk mengatur segala kebutuhanmu.
Saat
ini, perusahaan teknologi berskala besar maupun kecil berlomba-lomba untuk
mewujudkan hal tersebut. Kamu pun pasti pernah membaca berita mengenai ini.
Kamu juga pasti pernah mendengar sebuah sebutan seperti AI, pembelajaran mesin
(machine learning), deep
learning, jaringan saraf (neural networks), atau pemrosesan
bahasa alami (natural language processing).
Sekarang kita mulai
bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan AI atau artificial intelligence? Apa tujuannya
dibuat? Apakah dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara signifikan ke
depannya?
Mari kita bahas dimulai
dari definisinya. Secara sederhana, AI adalah suatu cara untuk menjadikan
komputer berpikir secerdas atau melampaui kecerdasan manusia. Tujuannya adalah
agar komputer dapat memiliki kemampuan untuk berperilaku, berpikir, dan
mengambil keputusan layaknya manusia.
Sejarah munculnya
keberadaan AI atau dapat disebut juga dengan kecerdasan buatan ini dimulai pada
tahun 1950 oleh seorang pionir AI dan ahli matematika Inggris. Ia melakukan
sebuah percobaan yang dinamakan Turing
Test. Yaitu sebuah percobaan sebuah komputer yang terminalnya diletakkan
pada jarak yang cukup jauh. Di ujung yang satu ada terminal yang sudah
dilengkapi dengan software AI dan diujung lain ada sebuah terminal dengan
seorang operator yang mengoperasikannya. Dan operator tersebut sama sekali
tidak mengetahui jika di ujung terminal yang satunya telah dilengkapi dengan
software AI.
Mereka saling
berkomunikasi satu sama lain, operator memberikan serangkaian pertanyaan
terhadap subjek yang berada di ujung terminal lainnya, tentu saja
pertanyaan-pertanyaan tersebut direspon dan dijawab oleh software AI yang telah
dipasang di ujung terminal. Uniknya, sang operator itu mengira bahwa ia sedang
berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada di terminal lain.
Dari hasil percobaan
ini, Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat manusia percaya bahwa
dirinya mampu berkomunikasi dengan manusia, maka dapat dikatakan bahwa mesin
tersebut cerdas layaknya manusia.
Berdasarkan sejarah AI
tersebut, dapat disimpulkan adalah AI dibuat tidak untuk menyamai kecerdasan
manusia, namun dibuat untuk dapat membantu manusia dalam melaksanakan setiap
aktivitas dengan lebih mudah dan efektif. Hingga saat ini AI terus dipelajari
dan dikembangkan dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan manusia.
Dari buku yang ditulis
oleh Kristian Hammond, berjudul Practical
Artificial Intelligence for Dummies, saya mengetahui bahwa AI itu terbagi
menjadi 2 macam, yaitu AI dengan kemampuan yang lemah (weak) dan AI dengan kemampuan yang kuat hingga tak terbatas (strong). Untuk AI dengan
kemampuan yang lemah cenderung dibuat untuk membantu manusia menyelesaikan
tugas-tugas yang sederhana, seperti membantu mengingatkan notifikasi, menjawab
pertanyaan manusia, dan bermain catur dengan manusia.
Berbeda lagi dengan AI
dengan kemampuan yang kuat hingga tak terbatas, yang satu ini dirancang secara
khusus dengan jangka waktu fungsi yang panjang. AI semacam ini dapat
mempelajari hal-hal baru, beradaptasi, berkembang, hingga dapat berpikir
benar-benar seperti layaknya manusia! Apabila tidak dapat dikendalikan dengan
baik, AI dengan kemampuan kuat akan menjadi sangat menyeramkan. Tentu kalian
pernah melihat film Terminator?
Seperti itulah contoh AI atau kecerdasan buatan yang apabila tidak dapat
dikendalikan dengan baik, akan menyebabkan hilangnya kendali hingga menyebabkan
kehancuran yang sangat besar.
Maka dari itu, kita
sebagai umat manusia yang memiliki kecerdasan serta akal yang sehat, harus
cerdas dalam berpikir dan mengembangkan inovasi yang kita miliki. Dengan adanya
teknologi yang maju, tentu kita dapat menikmatinya dengan sangat nyaman, tidak
perlu lagi mengeluarkan tenaga yang banyak dalam melaksanakan suatu aktivitas
yang dapat dibantu dengan teknologi, namun hal ini sebaiknya tidak membuat diri
kita terlena sebagai manusia biasa. Terkadang ada beberapa hal yang tidak dapat
dilakukan oleh kemajuan teknologi, yaitu adanya perasaan yang dimiliki oleh
manusia. Komunikasi yang sesungguhnya ialah komunikasi antar manusia yang
memiliki suatu ikatan kuat. Keluarga dan kerabat merupakan suatu bentuk yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Buat apa ada teknologi canggih, apabila
kita tidak bahagia dengan perasaan kita sendiri, tentu hal tersebut akan
sia-sia.
Comments
Post a Comment